Life Updates

Kamis, 16 April 2020

Akhirnya hari ini datang juga. Hari di mana aku berani untuk delete chat dari kamu. Semuanya. Sempat nangis, terus bingung, apa yang ditangisin sih? Tapi, ya sudah. Pelan-pelan, ya, Ka. 

Aku Ingin Hilang

Jumat, 10 April 2020

Aku gak tau mau nulis apa. Yang aku tau, aku sekarang benar-benar merasa ingin hilang. Aku ingin pergi dari semua orang dan berada di suatu tempat antah berantah, memulai hidup yang baru. Mungkin aku cuma lelah, ya sudah. Semoga segera berakhir. 

Selamat Melanjutkan Hidup (Tanpa Aku)

Jumat, 03 April 2020

Aku sedang di titik di mana lagi-lagi aku sadar, bahwa berapa banyak tulisan yang aku buat (baik di blog rahasia ini, di notes, atau di jurnalku) tidak dapat menyelamatkan cerita yang telah kita rangkai bersama. Cerita itu... benar-benar sudah selesai.

Aku penasaran, kira-kira sampai kapan aku akan terus menuliskanmu dalam kata? Memanifestasikan rasaku ke kamu dalam kalimat demi kalimat. Aku juga penasaran, akan berakhir seperti apakah ceritaku ini? Apakah akan berbahagia dengan orang baru, seperti kamu? Atau, aku benar-benar bisa melupakanmu begitu saja meski tanpa kehadiran orang baru?

Aku sudah mulai letih mendoakan kebahagiaanmu, karena sebagai manusia yang egois... aku kurang suka mengetahui fakta bahwa ternyata tidak ada aku dalam kebahagiaanmu. Lagi pula, aku selalu memiliki keyakinan bahwa tanpa aku merapalkan doa-doa baik untukmu... Tuhan selalu melimpah kebaikan untuk hamba-Nya yang baik.

Maka, aku lebih banyak mencurahkannya dalam doa untuk diriku sendiri. Semoga aku bisa berbahagia juga. Semoga aku bisa lepas dari jeratan masa lalu. Semoga tidak ada lagi mimpi buruk tentangmu di setiap tidurku. Semoga aku bisa tidur nyenyak dengan perasaan aman. Semoga pemaafan dan cinta selalu memenuhi diriku. Tuhan Yang Maha Penyembuh dan Maha Baik, bantu aku sembuh, ya? 

Tanggal 4

Tepat hari ini, 9 bulan sudah melalui hari tanpa kamu. Satu hal yang sangat aku takut, dan akhirnya terjadi. Kehilangan kamu. Aku pernah bilang di waktu awal kita memutuskan untuk berkencan, kalau nanti kita putus dan kamu memiliki kekasih baru... aku akan block kamu di semua media sosial yang kamu punya. Dan saat ini, aku menepatinya.

Aku sangat takut ketika dunia berjalan seperti biasa, kamu sudah me langkah maju, namun aku tetap berkutat di poros ini. Entah apa namanya. Rasanya aku berputar di situ saja. Berusaha untuk merelakan, memaafkan, berjalan jauh... lalu kemudian gagal. Lalu, aku mencoba sekali lagi, berkali-kali... gagal. Mungkin kamu benar, aku memang suka berlarut-larut. Tapi, kamu tau nggak, sebenarnya aku tidak mau begini? Apa kamu peduli, bahwa selama ini aku selalu berusaha? Apa kamu tau, kemajuan-kemajuan kecil yang hanya aku bisa melihatnya? Sudah lah, yang kamu tau aku lah yang jahat. Aku lah yang tidak mau berubah. Aku lah yang tidak mau berusaha lebih.

Sampai saat ini, foto-foto kita masih belum ku musnahkan juga. Riwayat pesan kita di aplikasi chat juga belum aku hapus. Aku masih terlalu takut menjamah itu semua. Bahkan untuk mengingat apa yang terjadi beberapa bulan belakangan ini, benar-benar membuatku sedih. Melihat foto kamu saja, aku masih sangat takut. Menyedihkan sekali, ya?


Tidak. Aku bukannya belum merelakanmu. Hanya saja, aku masih sangat sulit untuk memaafkan diriku sendiri. Aku masih sangat sulit untuk tidak merasa sedih mengingat apa yang terjadi di masa yang lalu. Aku masih saja ingin menangis melihat kamu memperlakukan aku begitu. Ya, dunia tidak hanya berputar padaku saja. Itu betul. Namun, satu pertanyaan selalu menghantui pikiranku. Do I really deserve to be treated like that?


Untuk kamu, si pria menyebalkan namun aku tau betul kebaikan hatimu yang besar... sehat selalu, ya. Semoga kamu tak lagi risau memikirkan akan seperti apa masa depan kamu nanti, karena aku tau kamu masih saja sibuk berkutat dengan pemikiran seperti itu.