doa baik, untuk hati yang baik

Rabu, 23 Juni 2021

Di sore hari Rabu ini, tepat pukul 16.32. Aku ingin berdoa kepada Tuhan Yang Maha Baik.

Tuhan, aku ingin jadi orang yang baik. Salah satu makna baik yang baru aku serap hari ini adalah aku ingin menjadi orang yang kemampuan mendnegar dan mengertinya saaaangaaaat luas. Walaupun aku tidak terikat hubungan apa-apa dengan orang itu, walaupun perbuatannya sulit aku ampuni, walaupun aku tidak memiliki rasa apapun terhadap orang tersebut.

Sebab aku tau, mengerti akan lebih sulit jika kita tidak memiliki keterikatan apapun dengan orang tersebut. Maka, aku memilih untuk belajar dengan kesulitan tersebut. Aku tau, sangat menyesakkan ketika kita berada pada posisi tidak dimengerti dan didengar siapapun. 

Semoga Tuhan mengampuni aku yang sulit sekali ikhlas, dan masih pamrih dalam memberi. Semoga Tuhan permudah aku untuk menjadi orang baik. Setidaknya, aku pernah berniat menjadi salah satu orang yang baik.

sabar dikit lagi ya

Sabtu, 19 Juni 2021

"Sabar dikit lagi, ya," adalah salah satu kalimat yang sedang sering aku mantrakan kepada diriku sendiri. Berada pada suatu keadaan yang tidak aku inginkan, jujur, itu sangat sulit. Berkali-kali ingin menyerah dan mempertanyakan kehidupan pada Tuhan, ujung-ujungnya ya jawabannya harus sabar.

Aku sombong gak sih kalau aku tidak mau hidup seperti itu? Aku kira cukup sampai di sini saja semua luka dan sakit hatinya. Tapi, aku juga menjadi takut sekali jikalau suatu saat aku menjadi seperti itu. Tuhan, aku takut sekali.

Aku marah, aku takut. Aku marah karena harus berada pada situasi ini dan hanya sabar jawabannya. Aku takut, jika suatu saat aku menjadi orang yang tidak sadar kalau sedang menghancurkan dirinya sendiri dan orang sekitarnya. 

Aku harus apa, ya, Tuhan? 

sabar yuk

Rabu, 02 Juni 2021

Menjadi sabar tuh sulit banget ya ternyata. Apalagi, kalau harus sabar menghadapi diri sendiri. Sabar untuk gak mengikuti maunya emosi kita, sabar untuk menerima segala ketidakmampuan kita, sabar untuk bisa memaafkan segala kesalahan kita. Rasanya, aku ingin minta maaf sebanyak-banyaknya dengan diriku karena sudah jahat sama diri sendiri.

Kadang berharap ada satu orang yang bisa menjadi tempat bercerita tentang segala hal, tanpa aku takut dinilai buruk. Tapi, kadang aku berpikir. Mungkin ini adalah saat di mana Tuhan menginginkan aku untuk bisa bangkit dan berjalan sendirian. Belajar untuk menguasai diri, belajar untuk membahagiakan diri sendiri dulu. 

Rasanya sepi sekali. Apa aku kurang beriman, ya? Padahal aku punya Tuhan yang selalu siap setiap saat untuk aku bagikan ceritaku, tapi aku tetap saja berharap pada manusia untuk hadir di hidupku. Padahal, bercerita dengan Tuhan jauh lebih aman dan membuat tenang, kan?

Semoga, aku bisa menjadi hamba yang taat. Hamba yang tidak hanya mengakui keberadaan Tuhan, tapi benar-benar menghadirkan Tuhan di setiap langkah-langkahnya.