manusia dan kehilangan

Sabtu, 25 Juli 2020

Setidaknya, ketika kita --manusia kehilangan segalanya... ada satu yang tidak akan pernah hilang dari kita.

Rasa menjadi manusia. 

Ini akan tetap ada dan abadi. 

Bersedih ketika gagal. Gembira ketika hal baik sedang terjadi. Gelisah ketika tak kunjung mendapat kepastian. Dan, perasaan manusiawi lainnya untuk bisa menjadi bermanfaat dan selalu menebar kebaikan di mana pun kita berada. Serta, perasaan manusiawi lainnya ketika berhadapan dengan segala turun naiknya hidup. 

Tetaplah menjadi manusia, kalau-kalau sudah bingung apa yang tersisa sebagai alasan untuk tetap hidup. 

perihal menjadi bermanfaat

Tepatnya 2 hari yang lalu, aku ketemu kucing kecil mungil. Aku gak tau kucingnya dateng darimana, tapi tiba-tiba aja ada. Terus, aku makan bentar. Setelah maghrib, aku keluar rumah lagi. Terus aku kaget ternyata kucing yang aku liat tadi, lagi teriak-teriak kesakitan dan mukanya penuh sama darah.

Terus yaudah langsung dibawa ke dokter hewan. Panik. Banget. Cuy. 

Alhamdulillah, masih bertahan hidup sampai sekarang. Dan cuman dikasih minum susu dikit-dikit. Darahnya kadang masih ada, tapi gak separah hari pertama.

Beberapa hari ini (bahkan minggu, mungkin), aku ngerasa kayak gak ada yang perlu aku. Hm, mungkin lebih jelasnya aku merasa bahwa aku gak bermanfaat untuk siapa-siapa. Aku semakin merasa kesepian dan sedih karena berasa gak punya temen haha. Tapi ya mungkin cuman perasaan aku aja.

Semakin kita tua, semakin banyak tanggung jawab yang kita emban. Hal ini kadang juga berbanding lurus dengan semakin sedikit waktu yang kita sisihkan untuk orang lain. Kita jadi semakin menjadi pemilih terhadap siapa, waktu akan kita habiskan. 

Teman-temanku yang sudah memiliki pasangan, tentu saja pasangan mereka yang menjadi prioritas. Sehingga, mungkin punya teman atau tidak yaaa bukan sesuatu yang mereka pusingkan lagi. Karena, kalau sudah punya pasangan sebagai tempat untuk berbagi... untuk apa berbagi ke tempat yang lain?

Lantas aku berpikir. Apa dulu pas aku masih punya pasangan, aku bersikap begini juga ke teman-temanku?

Tapi, aku berpikir lagi. Akan amat sangat dangkal caraku berpikir kalau aku selalu membanding-bandingkan bagaimana aku memperlakukan orang lain dan bagaimana orang lain memperlakukanku.

Jadi, aku mulai menyederhanakan pikiranku. Mungkin, perihal kebermanfaatan tidak terbatas hanya hubungan antar manusia. Semua orang bisa bermanfaat di mana saja dan untuk siapa/apa saja. Semua orang bisa menebar dan menuai kebaikan di mana pun.

Mungkin saat ini aku kurang bermanfaat untuk teman-temanku, tapi aku menemukan kebermanfaatan hidup saat aku merawat kucing kecil.

Ah, aku gak pandai dalam bercerita dan merangkai kata.

kamu lagi, kamu lagi.

Jumat, 17 Juli 2020

Lagi-lagi kepikiran kamu. Kamu yang ketawanya lucu, yang tingkahnya juga sama. Aku gak pernah bilang aku suka kamu, aku lebih memilih untuk mengejekmu dengan kata 'aneh'. Iya, kamu aneh banget. Aku lagi berusaha untuk mendeskripsikan kamu ke dalam frasa-frasa indah. Tapi, gak ada tuh yang lebih indah dari gimana cara kamu berpikir. Setidaknya bagiku, yang suka kamu dari jauh.

Aku lagi sedih. Karena aku suka banget sama kamu, Sampai aku bawa kamu ke dalam curhatku ke Tuhan. Aku bilang ke Tuhan, aku nemu cowok baik. Aku bilangin Tuhan nama kamu lengkap sama identitas kamu lainnya biar doaku cepet nyampenya soalnya spesifik. Aku bilang, menurutku kamu baik... tapi aku juga minta pendapat Tuhan. Katanya, suatu hubungan yang melibatkan Tuhan, akan panjang usianya. Aku tanya, apa kita baik untuk diri masing-masing? Nanti kita cari jawabannya sama-sama, ya. Aku berharap, Tuhan merestui. Tapi, aku cuman partikel kecil di dunia ini. Kamu aja gak liat aku, ya kan? Atau, kamu liat?

Pas lagi nulis paragraf ini, aku sambil denger Monolog-nya Pamungkas. Lagunya romantis. Kayak kamu. Tapi, kamu bilang kamu gak romantis, ya? Hm, aku jadi mikir-mikir lagi mau jatuh cinta apa nggak sama kamu. Tapi, balik lagi. Aku nunggu jawaban Tuhan. Kamu mau denger pendapatku soal romantis dan gak romantis gak? Aku harap, mau sih. Kalo kamu nggak keberatan, aku suka ngomong. Semoga nanti kamu gak bosen ya denger aku ngomong. Ah, lagi-lagi aku melontarkan pengharapan. Aku jadi takut bakal nangis kalo harapanku gak kesampaian. Harapan untuk berlabuh di kamu.

Aku mau denger suara kamu lagi. Aku kangen dikirim pesan teks singkat lagi. Aku masih pengen tau kamu lebih banyak lagi. Aku mau tau isi kepala kamu. Aku mau tau kamu lebih suka nasi goreng pake kecap atau nggak? Kamu tim bubur diaduk atau nggak? Kamu kalo makan nasi padang, pake sendok atau pake tangan? Kamu tim mie ayam atau tim bakso? Lah, makanan semua, ya? Aku harap kamu juga suka makan kayak aku. Biar nanti, kamu ku ajak keliling kota buat makan enak. Eh, kamu udah tau belum, kamu sukanya makan apa? 

Tuhan, semoga pas aku balik baca ini lagi... aku nggak nyesel.

ringkasan kamu

Selasa, 07 Juli 2020

Segelas kopi hitam
Dua ekor kucing putih jingga
Halaman luas
Si anak pintar
Senyum lebar
Pertanyaan menyebalkan
Hanya mau ditanya
Lawakan garing
Kamu. 

bentuk cinta

Barangkali suatu saat nanti aku akan lupa, jadi aku akan menuliskannya di sini. Berbagai bentuk cinta yang aku terima dari banyak orang baik di hidupku.

Setelah satu cinta di hidupku beranjak ke tempat singgahnya yang lain, aku pikir aku akan benar-benar kehilangan. Namun, nyatanya Tuhan selalu baik sama aku. Hilang satu, tumbuh seribu.

Ternyata, bentuk cinta bukan hanya ketika ada si dia yang selalu setia video call setiap malam. Cinta juga bisa berbentuk ayahku yang diam-diam berusaha menghiburku saat aku sedih. Salah satunya adalah dalam bentuk martabak ayam dari Hollywood.

Ternyata, bentuk cinta bukan hanya si dia yang selalu siap mendengarkan keluh kesahku perihal hiruk pikuk dunia perkuliahan. Cinta juga hadir dalam rupa ibuku yang mau aku jajah beberapa minggu untuk menemaniku tidur karena aku takut akan menangis malam-malam karena mimpi buruk yang datang tanpa assalamu'alaikum dulu. Gak sopan emang.

Ternyata, bentuk cinta bukan selalu pesan singkat yang dikemas manis sekali setiap harinya oleh si dia. Cinta juga hadir dalam bentuk sahabat-sahabat baikku yang selalu hadir menenangkan dan menemani saat duniaku rasanya hancur berantakan.

Cinta hadir dalam bentuk kemurahan hati temanku untuk aku ajak jalan saat sedihku gak bisa aku peluk sendirian.

Cinta hadir dalam bentuk ayahku yang kadang menjengukku saat dirasa sudah terlalu lama berdiam diri di kamar dan berusaha menenangkanku. 

Cinta hadir dalam bentuk pesan panjang yang dikirim teman-temanku untuk memberikan semangat dan menawarkan waktunya untuk aku pinjam jika aku butuh untuk cerita.

Cinta tidak selalu hadir dalam bentuk pangeran berkuda yang bilang bahwa dia mencintaiku dan selalu siap sedia bersamaku sampai mati. 

Namun, cinta di hidupku juga hadir dalam bentuk kasih sayang serta kebaikan tanpa batas dari banyak orang baik di hidupku. 

Semoga aku selalu ingat, cinta juga hadir dalam diriku sendiri. Memelukku erat dan melindungi dari segala apa yang menyakiti.