sedih

Minggu, 27 September 2020

kamu,
lampu kota malam hari, 
sepoy sepoy angin pantai, 
sejuk udara dataran tinggi, 
dan hal indah lainnya, 
yang belum sempat aku sentuh indahnya, 
tapi sudah beranjak pergi. 

Maaf, ya.

Everything about me is so complicated, and you might don't want to know about it.

Lagi-lagi harus berhadapan dengan situasi sulit. Aku gak pernah merasa diriku bener dan lebih baik dari orang lain. Aku selalu mencoba mendengarkan. Bersabar. Tapi, kalo aku doang yang begitu, ya capek juga lama-lama.

Mungkin Tuhan lagi ngajarin ke aku untuk bisa terus berkompromi ke orang lain. Untuk bisa terus ngasih tanpa minta itu balik. Tapi, Tuhan, hari ini rasanya aku marah banget. 

Capek juga ya berusaha jadi 'orang baik' kalo sendirinya ancur banget gini. Mungkin aku emang bukan orang baik kali, ya. Jadi, kerasa berat aja gitu.

Maaf, ya, untuk semuanya. Aku lagi capek banget sekarang. 

yang baik-baik untuk kamu

Kamis, 10 September 2020

Aku nulis ini pas bangun tidur, jam 5.46 AM. Aku kepikiran kamu, banget. Aku kangen kamu, banget. Aku harap tidurmu nyenyak dan diisi dengan mimpi yang indah. Dan, semoga kamu gak digigitin nyamuk, ya.

Sayang, semoga kamu bahagia selalu, ya. Semoga kamu dalam lindungan Allah selalu. Semoga apa-apa yang kamu kerjakan selalu Allah mudahkan dan membawa manfaat untuk banyak orang, dan untuk kamu sendiri. Semoga asa tak pernah putus untukmu. Semoga tawa dan senyum tak pernah putus menghiasi bibirmu. Semoga lelahmu selalu terbayar dengan banyak kebaikan dan kebahagiaan yang mengiringi setelahnya. Semoga, di hari-hari terberatmu, kamu tau bahwa kamu berharga dan banyak orang yang sayang sama kamu. 

Banyak doa baik untuk kamu, karena hanya itu yang bisa aku lakukan untuk tetap sayang sama kamu.

Ah, iya. Semoga kamu cepat pulang ke sini dengan sehat sempurna dilengkapi senyum kamu yang lebar banget itu. Aku mau liat, dan aku mau jadi alasan kamu pulang dan tersenyum. 

Maaf, ya, aku cringe banget. I'm blessed to have privilege of loving you so deeply like this.

otodidak

Selasa, 08 September 2020

Segala hal tentang kamu dan apa-apa yang aku rasa untuk kamu, aku pelajari sendiri dan aku giati sendiri. Berawal dari mengenal kamu, lalu aku belajar sendirian untuk mempelajari tentang kamu. Sampai akhirnya sekarang, aku benar-benar merasa fasih dan hafal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kamu.

Aku merasa aku sudah di halaman terakhir buku, yangmana di buku tersebut berisi tentang kamu dan langkah-langkah mengagumi kamu. Kalau sudah di halaman terakhir begini, aku jadi bingung.

Apa bukunya emang cuman 1 bagian, atau akan ada lanjutannya?

Padahal aku suka banget sama bukunya. Bahkan ada beberapa bagian yang aku baca berulang-ulang sampai aku hafal isinya. Mungkin bagi orang lain, buku ini terlalu monoton dan membosankan. Karena isinya ya kamu lagi, kamu lagi. Tapi untuk aku yang sejak awal sudah penuh isi kepalanya dengan kamu, I wouldn't mind reading this book for a thousand times more.

Lihat, aku mulai ngelantur lagi. Kali ini sama, semoga aku gak nyesel pernah nulis tulisan kayak gini. 

aku dan segala yang berenang di kepala

Selasa, 01 September 2020

Ada masa di mana aku akan benar-benar serius berpikir dan menerawang tentang masa depan, tentang apa yang benar-benar aku inginkan. Aku masih mencari dan mempertanyakan, what can I do with what I have? Apa yang bisa aku kasih untuk dunia.... eits, terlalu luas... mungkin untuk sekitar, dengan apa yang aku punya sekarang. I want to live my life to the fullest.

Aku masih harus banyak belajar dan mendengar cerita orang-orang. Tentang bagaimana mereka menemukan apa yang mereka inginkan, tentang menjadi bermanfaat, tentang bagaimana meramu yang diinginkan dan yang bermanfaat... menjadi satu. Aku penasaran, apakah semua orang yang sudah lulus dan bekerja... benar-benar sudah puas dengan hidupnya? Apakah yang mereka kerjakan sekarang adalah sesuatu yang dulunya mereka inginkan?

Di usiaku, 20 tahun lebih sedikit... aku mulai menginginkan sesuatu yang benar-benar bisa "mengisi" dalam diri aku. Bukan hanya sesuatu yang menghasilkan uang, bukan hanya sesuatu yang aku perlu untuk bisa mencapai standar sosial dalam bermasyarakat (dalam konteks ini, maksudku adalah sekolah yang bener, kuliah, lulus, dan bekerja). Dan bukan juga sesuatu yang aku kerjakan atas dasar tanggungjawabku kepada orang tuaku.

Beberapa bulan belakangan aku sangat suka sekali mendengar cerita-cerita orang-orang keren. Melihat dunia dari sudut pandang mereka, melihat suatu masalah dari perspektif mereka, dan menelusuri cara berpikir mereka. People and their perspectives never cease amaze me.

Banyak sekali rencana-rencana yang menurutku besar, berenang-renang di kepala. Sesuatu yang membuatku sedikit sakit perut karena aku sangat antusias. Tapi... bisa gak ya terwujud?