Lagi Lagi

Kamis, 28 Mei 2020

Hari ini rasanya berat. Tapi aku gak tau kenapa. Dari awal, aku sudah memperkirakan ini. Tapi, aku gak mau terlalu memikirkannya karena toh bakal kejadian juga. Gak ada satu hari pun aku gak kepikiran satu hal itu, sampai aku mual sendiri.

Nyata rasanya. Masih segar dalam ingatan. Lukanya masih sama rasanya seperti hari pertama. 

Kadang aku mau menangis sekencang-kencangnya. Ingin kehilangan akal barang sedetik saja. Agar aku bisa puas menangis tanpa berpikir apakah aku layak untuk sedih dan apakah hal tersebut pantas untuk ditangisi.

God, please, help me to heal. 

finally, breathing.

Senin, 25 Mei 2020

Sejujurnya, kalau boleh jujur, aku termasuk orang yang sangat bersyukur pada masa-masa self quarantine begini.

Selama ini aku merasa bahwa dunia terlalu cepat berputar. Sehingga, aku kehabisan detik untuk bernafas. Aku lupa caranya berhenti. Jangan kan berhenti, untuk istirahat pun rasanya diburu waktu.

Waktu terasa berjalan terus tanpa mau menungguku. Memang begitu nyatanya. Panggil aku si egois yang selalu ingin dimanja dunia. Tapi, aku sudah letih rasanya terus berlari tanpa tau tujuanku ke mana. Terus berlari, namun tetap tertinggal jua.

Selama beberapa bulan ini aku belajar untuk memelankan ritme hidupku. Belajar untuk istirahat. Belajar menerima ketika semua yang aku mau tidak berjalan sesuai mauku. Singkatnya, belajar bernafas lagi.