Cerita Sedih

Minggu, 15 Agustus 2021

Aku bosan dengan bentuk cinta yang begitu-begitu saja, seperti telur, setengah matang. Di awali dengan perkenalan manis, lalu tumbuh dengan magis, dan berakhir dengan tragis. Belum sempat mengenal lebih jauh, tapi sudah pergi di telan bumi. Selalu seperti itu.

Lagi-lagi membuatku mempertanyakan diri sendiri, aku kenapa ya kok sampai beberapa kali pun tidak pernah berhasil dalam kisah romansa? Sampai-sampai aku lelah dan rasanya ingin menyerah saja. Aku pikir aku sudah pandai dalam memgolah rasa, namun rasanya ya sama saja sedihnya.

berita sedih

Senin, 02 Agustus 2021

Hari ini kami berduka, karena kehilangan sosok yang hatinya sangat baik. Orang baik memang panjang umurnya di ingatan banyak orang lainnya. Kebaikan dan ketulusannya akan selalu terkenang oleh siapapun. Betapa beruntungnya beliau hidup dengan hati seperti itu, tidak hanya untuk dirinya tapi juga menginspirasi banyak orang untuk menjadi baik juga. 

Rasanya sedih sekali mengingat bahwa dunia yang keras ini perlu banyak orang baik di dalamnya untuk menjadikannya lebih menyenangkan untuk didiami, namun satu per satu dari mereka berguguran. Rasanya aku ingin melindungi mereka semua. Namun, Tuhan punya kehendak lain. Tuhan selalu punya cara-Nya sendiri yang manusia sering luput untuk mencernanya.

Selamat jalan, wahai jiwa yang baik. Semoga Allah ampuni dosanya, dan Allah terima semua amalnya. Semoga Allah limpahkan kasih sayang dan cintanya, Allah lapangkan kuburnya, Allah hindarkan dari siksa kubur. Ya Allah, aku bersaksi kalau beliau adalah orang yang sangat baik dan kebaikannya akan selalu abadi dalam ingatan banyak orang. Semoga Allah beri surga terbaik untuk beliau. Aamiin. 

who will?

Sabtu, 10 Juli 2021

Aku agak sedih hari ini. Yaelah, kayaknya aku tuh nulis cuman pas sedih doang apa gimana deh haha. Aku agak berkontemplasi sih sedikit. Tapi, kayaknya ini lebih ke overthinking gak jelas daripada kontemplasi.

Apakah di luar sana ada orang yang akan sayang banget sama aku seperti aku sayang banget sama orang sekitarku? Apakah aku layak dicintai? Apakah aku salah kalau sayang sama orang sampai sebegitunya?

Terkadang, aku berharap ada orang yang akan sayang dan setia sama aku seperti aku ke orang lain. Tapi, harapan adalah satu langkah mendekat ada kesengsaraan. Dan, gak seharusnya kita berbuat baik dan mengharapkan balasan, kan? Iya, kan? Huhu.

Semenyakitkan apapun perlakuan mantanku dulu, jujur dia sangat hebat dalam perihal mencintai. Dia benar-benar memperlakukan aku dengan baik dan lembut. Aku sangat bersyukur pernah bertemu dengan dia, dan pernah dicintai sebegitu tulus ya oleh dia. Walaupun aku gak tau, apakah itu nyata? Apa dia benar-benar sayang dan jatuh cinta sama aku?

Aku selalu takut menjadi orang yang rendah diri dan kepikiran dengan apa yang orang lain katakan kepadaku. Aku jadi selalu mengulang dan berpikir bahwa "apa benar ya aku seperti itu?". Dan, payahnya, aku gak punya siapa-siapa untuk meyakinkan aku bahwa aku baik-baik saja dan cukup. Aku hanya punya diriku sendiri... 

doa baik, untuk hati yang baik

Rabu, 23 Juni 2021

Di sore hari Rabu ini, tepat pukul 16.32. Aku ingin berdoa kepada Tuhan Yang Maha Baik.

Tuhan, aku ingin jadi orang yang baik. Salah satu makna baik yang baru aku serap hari ini adalah aku ingin menjadi orang yang kemampuan mendnegar dan mengertinya saaaangaaaat luas. Walaupun aku tidak terikat hubungan apa-apa dengan orang itu, walaupun perbuatannya sulit aku ampuni, walaupun aku tidak memiliki rasa apapun terhadap orang tersebut.

Sebab aku tau, mengerti akan lebih sulit jika kita tidak memiliki keterikatan apapun dengan orang tersebut. Maka, aku memilih untuk belajar dengan kesulitan tersebut. Aku tau, sangat menyesakkan ketika kita berada pada posisi tidak dimengerti dan didengar siapapun. 

Semoga Tuhan mengampuni aku yang sulit sekali ikhlas, dan masih pamrih dalam memberi. Semoga Tuhan permudah aku untuk menjadi orang baik. Setidaknya, aku pernah berniat menjadi salah satu orang yang baik.

sabar dikit lagi ya

Sabtu, 19 Juni 2021

"Sabar dikit lagi, ya," adalah salah satu kalimat yang sedang sering aku mantrakan kepada diriku sendiri. Berada pada suatu keadaan yang tidak aku inginkan, jujur, itu sangat sulit. Berkali-kali ingin menyerah dan mempertanyakan kehidupan pada Tuhan, ujung-ujungnya ya jawabannya harus sabar.

Aku sombong gak sih kalau aku tidak mau hidup seperti itu? Aku kira cukup sampai di sini saja semua luka dan sakit hatinya. Tapi, aku juga menjadi takut sekali jikalau suatu saat aku menjadi seperti itu. Tuhan, aku takut sekali.

Aku marah, aku takut. Aku marah karena harus berada pada situasi ini dan hanya sabar jawabannya. Aku takut, jika suatu saat aku menjadi orang yang tidak sadar kalau sedang menghancurkan dirinya sendiri dan orang sekitarnya. 

Aku harus apa, ya, Tuhan? 

sabar yuk

Rabu, 02 Juni 2021

Menjadi sabar tuh sulit banget ya ternyata. Apalagi, kalau harus sabar menghadapi diri sendiri. Sabar untuk gak mengikuti maunya emosi kita, sabar untuk menerima segala ketidakmampuan kita, sabar untuk bisa memaafkan segala kesalahan kita. Rasanya, aku ingin minta maaf sebanyak-banyaknya dengan diriku karena sudah jahat sama diri sendiri.

Kadang berharap ada satu orang yang bisa menjadi tempat bercerita tentang segala hal, tanpa aku takut dinilai buruk. Tapi, kadang aku berpikir. Mungkin ini adalah saat di mana Tuhan menginginkan aku untuk bisa bangkit dan berjalan sendirian. Belajar untuk menguasai diri, belajar untuk membahagiakan diri sendiri dulu. 

Rasanya sepi sekali. Apa aku kurang beriman, ya? Padahal aku punya Tuhan yang selalu siap setiap saat untuk aku bagikan ceritaku, tapi aku tetap saja berharap pada manusia untuk hadir di hidupku. Padahal, bercerita dengan Tuhan jauh lebih aman dan membuat tenang, kan?

Semoga, aku bisa menjadi hamba yang taat. Hamba yang tidak hanya mengakui keberadaan Tuhan, tapi benar-benar menghadirkan Tuhan di setiap langkah-langkahnya. 

dan, selesai.

Jumat, 28 Mei 2021

Judul tulisan hari ini diambil dari judul lagu terbaru Nadin. Iya, aku salah satu pendengar setia lagu-lagu Nadin Amizah. Lagu-lagunya menemaniku setiap aku sedih, kebanyakan. Kebanyakan lagi, lagu-lagunya mengingatkanku tentang mantanku. Setiap mendengar lagu Nadin, entah kenapa film dengan aku dan dia sebagai pemerannya selalu terlintas begitu saja.


Bulan Juni 2019 adalah kali terakhir aku melihatnya. Kali terakhir aku tertawa dengannya. Kali terakhir aku melihat senyumnya, wajahnya yang selalu usil, tapi sikapnya yang selalu membuatku tenang. Sebelum, akhirnya kini, dia dengan yang lain. Kalau saja aku tau itu adalah kali terakhir kami bergandengan tangan sebagai sepasang kekasih, mungkin aku akan menangis dan meminta dia untuk tidak pulang kembali ke kota itu. Aku akan memeluknya erat, sambil menangis terisak karena tidak rela kehilangan orang yang sangat aku sayang. 


Tapi, lagi-lagi aku berpikir, kenapa sih aku selalu saja mendramatisir sesuatu yang memang sudah mati? 


Dia sudah lama tidak mencintaiku. Dia memang selalu begitu dari dulu. Aku hanya sebagian kisah dari perjalanan cintanya. Aku saja yang selama ini mebodohi diriku sendiri berpikir bahwa dia mencintaiku seperti aku mencintainya. Nyatanya, dia akan selalu menjadi lelaki yang seperti itu. Dari dulu. 


Tapi, rasanya menyakitkan sekali. Menyakitkan untuk melupakannya. Menyakitkan untuk mengingat dia sebagai sosok yang buruk. Menyakitkan untuk menyadari kalau orang yang aku cinta setengah mati, bukan lah sosok itu lagi. Aku tidak pernah tau kalau mencintai seseorang akan terasa sangat menyakitkan, seperti sekarang. 


Tapi, aku juga tidak menyangkal seribu juta kebahagiaan yang hadir semenjak aku jatuh cinta dengannya. Aku juga tidak menyangkal semua kebaikan hatinya, meski pun aku tidak tau apakah itu nyata atau tidak. Aku juga tidak menyangkal kalau aku sayang dengan orang itu, dan sepertinya aku akan tetap begitu.


Tapi, semuanya sudah selesai. Untuk apa menyelamatkan cerita yang sudah lama diberi titik? Kesannya, aku hanya mendongeng dan akhirnya menjadi sebuah cerita baru yang tidak masuk akal. 


Aku merindukan dia, tapi aku juga membencinya setengah mati.


Him

Sabtu, 22 Mei 2021

I saw him in my dream last night. Dia adalah dia yang aku kenal dulu, dengan senyum hangatnya. Dengan hati baiknya yang aku tau hanya untukku. Dengan lelucon lucunya yang selalu membuatku tertawa. Dan, dengan rasa aman nyaman yang selalu membuatku betah di dekatnya.

Aku baru sadar kalau aku sangat kangen sama orang ini. Tapi, dengan dia versi yang dahulu. Entah kenapa aku merasa sedikit bahagia karena bisa melihat dia di dalam mimpiku. 

Hey, you, I miss you so much. Tapi, gak mungkin aku bilang dan aku juga males sih bilang. 

to be loved

Minggu, 16 Mei 2021

Siang ini, setelah membaca salah satu buku dari John Gray, aku menyadari satu hal. Ketika aku jatuh cinta dengan seseorang, itu bukan karena apa yang terlihat. Bukan karena dia si keren, bukan karena dia tampan, bukan karena dia mapan.


Tapi, pertama kali aku merasa bahwa dia adalah orang yang aku perlukan adalah ketika aku merasa didengarkan. Ketika dia merasa sangat terhibur dan excited dengan cerita-ceritaku yang biasa-biasa saja. Ketika dia bisa memvalidasi perasaanku tanpa menghakimiku.


I kinda miss that person, right now. 

Sebuah Cerita Tentang Masa Lalu

Sabtu, 15 Mei 2021

Blog ini sudah ada sejak aku SMA, tapi beberapa postingan udah aku hapus sejak 2019 akhir. Aku ingin blog ini menjadi catatan perjalananku yang tidak diketahui orang lain. Aku menulis di sini tanpa takut untuk dihakimi atau dicap aneh oleh orang lain. Alasanku untuk tidak membagikannya ke orang lain, aku takut akan ada beberapa orang yang memberi label kepadaku sebagai si orang yang sedih selalu. Nyatanya, aku hanya manusia yang memiliki berbagai macam emosi. Termasuk kesedihan.


Bukan, bukannya aku selalu berlarut-larut dalam kesedihan (seperti apa yang pernah dikatakan mantanku), akan tetapi, caraku memandang dunia memang seperti ini apa adanya. Aku bukan si selalu kuat. Tapi, aku adalah si yang kalau sedih ya sedih aja. Kenapa aku harus menyembunyikan rasa sedih ku hanya agar mendapat validasi keren dari orang lain?


2019 lalu adalah tahun tersulit yang pernah aku alami sepanjang hidupku. Tapi, aku sangat bersyukur karena pada saat itu aku memiliki banyak orang-orang baik di sekitarku, yang membuatku merasa kalau beban itu tidak aku pikul sendiri.


Aku tidak ingin bilang kalau orang-orang yang memusuhiku dulu adalah orang jahat. Jahat menurutku, belum tentu jahat untuk kebanyakan orang, kan? Aku hanya tidak suka diperlakukan seperti itu. Ditinggalkan tanpa alasan yang jelas, dibuang begitu saja. Tiba-tiba mantanku sudah punya yang baru. Padahal, urusan sebelumnya belum benar-benar selesai. Lalu, itu semua berujung kepada hal-hal menyebalkan lainnya.


Kesalahanku adalah, aku terlalu banyak memberi ruang untuk orang lain menyakitiku. Saat itu, aku belum mengerti bahwa there's nothing you can do kepada orang yang sudah tidak ingin diperjuangkan. Dia pacar pertamaku. Pertama kali aku benar-benar merasa kalau ada kok orang lain selain keluarga, atau teman dekat, yang rasanya seperti kalian sudah mengenal sejak lama. Dia orang pertama yang aku sayangi sekali setelah orang tuaku. Rasanya, aku sangat bahagia pada saat itu. Sehingga, sulit sekali untuk aku memproses segala kebingungan dan kekecewaanku pada saat itu.


I was naive and childish. I thought that if we love someone, they will never betrayed us. Haha.


Rasanya sangat menyesakkan. Belum selesai aku memproses rasa kehilangan, lalu aku dihajar dengan perasaan diabaikan saat mengetahui dia sudah punya penggantiku 2 minggu kemudian (or less?). Lalu, babak belur karena aku dicacimaki tanpa dimengerti sama sekali.


Sampai saat ini, terkadang aku masih berpikir, bagaimana ya kalau mereka ada di posisiku saat itu? Berada sangat jauh, untuk menjelaskan perasaanku hanya bisa lewat pesan singkat saja. Sedangkan, mereka tentunya lebih mudah mengerti satu sama lain karena berada di tempat yang sama. I wish they knew how hard it is for me, back then. But, it's just a useless wish, right?


Banyak sekali potongan-potongan kejadian menyedihkan pada saat itu, hingga akhirnya aku memutuskan untuk benar-benar no contact dengan mantanku. It was really hard. Aku selalu berpikir, gimana sih bisa menghapus seseorang dari hidup kita padahal rasanya orang tersebut sudah mengisi hampir seluruh bagian hidup kita? it was so frustrating. Tepatnya, itu di bulan Oktober. Untuk melihat sosial medianya saja, aku tidak memberi ruang untuk diriku melakukan hal tersebut.


Tapi, ternyata bisa. 


I was protecting my own self for being hurt. 


Hari-hari ku saat itu sangat kelam dan penuh tangis. Aku sesak sekali dengan kebencian. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan begitu membenci orang lain, dan rasanya sangat sakit. Aku meminta Tuhan untuk menyembuhkan hatiku. Dari rasa benci, kecewa, sedih, dan marah. Itu membutuhkan waktu yang sangat lama, dan prosesnya sangat tidak mudah.


Ada hari di mana terkadang aku sangat merindukannya. Ada hari di mana aku selalu teringat akan kebaikannya. Dia memang lelaki yang baik sekali, yang lembut sekali hatinya. Aku masih mengakui itu. Bagaimana pun, aku pernah mencintai dia dengan amat sangat pada saat itu.


Ketika aku membaca blog ini lagi, aku sangat kagum melihat perubahanku. Di tahun lalu, aku masih sangat sedih dengan apa yang terjadi di 2019. Di tahun ini, aku sudah cukup membaik.


Semoga, semoga, semoga, Tuhan beri kesembuhan. Aamiin. 

be kind, guys.

Jumat, 14 Mei 2021

Satu hal yang selalu aku sadari setiap harinya ketika aku memasuki usia dewasa adalah, setiap orang punya perjuangannya masing-masing. Setiap orang punya sedihnya masing-masing. Mau itu si pemarah, si baik hati, si keras kepala, si selalu mengalah, si sulung, si tengah, si bungsu, si tunggal. Ketika kita mau meluangkan waktu untuk mendengarkan kisah mereka, melihat sisi paling rapuhnya, dan (kalau bisa) mengerti... itu bikin hati kita jadi lembut.


Sialnya, terkadang "tangki" kita untuk ngertiin orang lain tuh keburu habis untuk diri sendiri. Sehingga, jangankan untuk mengerti orang lain, untuk mendengarkan saja udah keburu habis energinya. Tanpa sadar, ini berujung pada keinginan kita untuk selalu dimengerti tanpa mau mengerti. Lucunya, ini hal yang wajar dan lumrah.


Kenapa?


Hati dan sisi kemanusiaan kita seringnya diketuk ketika terjadi konflik dan tekanan yang hebat. Pada kondisi tersebut biasanya mengeluarkan sisi paling rapuh yang manusia punya. 


"Aku capek!" 

"Memangnya cuman kamu yang punya hidup di dunia ini?!" 

"Kamu bisa gak sih ngertiin aku?!" 

"Kenapa sih harus aku yang selalu ngertiin orang lain?!" 

dsb dsb.


Aku cuman ingin berdoa, semoga Tuhan membantuku untuk menjadi manusia yang lembut dan bisa mengerti manusia lainnya, bisa berbagi kebaikan dan kebahagiaan dengan banyak orang. Aku berharap, aku selalu dipertemukan dengan orang-orang yang baik hatinya, sampai-sampai kebaikannya menyentuh hatiku dan membuatku menangis karena telah memiliki mereka (atau bahkan menangis, tersadar karena mereka baik sekali untuk aku si keras kepala). Dan, aku ingin, mereka tidak menyerah dengan aku walaupun aku semenyebalkan itu. Karena, aku pun gak mau menyerah untuk orang-orang baik tersebut. 


Semoga aku selalu ingat kalau sekarang aku sudah cukup banyak di kelilingi orang-orang baik, yang harinya tidak selalu baik. Semoga aku selalu dilapangkan dadanya untuk mengerti kalau mereka pun punya hari di mana dunia terasa sangat kejam, dan mereka mungkin akan menjadi orang yang berbeda dari di hari-hari terbaik mereka. Dan, itu gak apa-apa. 


Semua orang bisa menjadi sangat menyebalkan, tapi, mengetahui mereka tidak akan pernah menyerah dengan kamu... adalah hal terbaik yang pernah aku sadari saat ini. 


Dan, terima kasih untuk semua orang yang tetap bertahan walaupun aku seperti punya hari buruk setiap harinya. Terima kasih telah membersamai aku bertumbuh. 



sunyi.

Sabtu, 08 Mei 2021

Hari ini aku mau bercerita, tentang obrolanku dengan seseorang di tahun lalu. Dia bilang, "hati-hati, lho, kesepian tuh berbahaya". Waktu itu aku mengelak sambil terkekeh, karena aku tau betul apa yang harus aku lakukan agar kesepian yang aku lewati itu bermakna.


Lalu, di tahun ini, kalimat itu seakan menamparku. Keras. Sangat keras. Aku sangat kesepian rasanya. Aku sudah mulai bosan dengan apa yang selalu aku senangi dulunya. Aku ingin punya teman bercerita. Aku ingin punya seseorang yang bisa aku ganggu setiap saat tanpa aku harus merasa dan mempertanyakan "aku ganggu, ya?" 


Menjelang tengah malam, aku merasakan sunyi yang sangat amat. Banyak sekali kesedihan, kebimbangan, kegelisahan, kekecewaan, yang aku yakin hanya aku dan Tuhan yang mengerti. Kadang aku mempertanyakan, Tuhan, aku jahat sekali ya sampai-sampai dengan ditemani Tuhan saja aku merasa tidak cukup? 


Tuhan, bantu aku menjadi hamba yang selalu merasa cukup dan tidak bergantung apa-apa dengan manusia lain.


Tuhan,


aku,


kesepian.









berbincang.

Kamis, 06 Mei 2021

Hari ini aku kepikiran satu hal, kalau aku diberikan kesempatan untuk berbincang dengan Tuhan secara langsung dan Tuhan menjawabnya, apa saja ya yang akan aku tanyakan? Apakah aku akan menangis tersedu-sedu? Mengingat banyak hal yang menyakitkan dan membebaniku selama ini.

Aku akan bertanya, Tuhan, apakah aku bisa melewati ini semua? Akan kah ada kebahagiaan di ujung sana? Apakah aku bisa menggapai mimpi-mimpiku? Akan kah ada sosok pria yang hatinya sangat baik, yang mau mmebersamaiku? Apakah hatiku akan sembuh dari luka-luka di masa lalu?

Tuhan, bagaimana aku bisa melewati ini semua? Bagaimana agar aku bisa tetap kuat? Bagaimana aku bisa tetap berdiri tegak walaupun aku sendirian? Bagaimana aku bisa menjadi sosok yang aku ingin dan butuhkan?

Tuhan, dosaku banyak sekali, apakah aku dimaafkan? Aku memohon maaf banyak sekali karena aku lalai menjadi manusia yang baik. Aku masih belum cukup dermawan, belum cukup rendah hati, belum cukup pemaaf, dan banyak lainnya. 

Tuhan, saat ini saja aku ingin menangis. Aku ingin sekali berbincang. Aku ingin sekali menumpahkan segala beban yang hanya ada di kepalaku. Rasanya lelah sekali, berpikir terus. Tuhan, temani aku terus, ya? 

Setidaknya, aku akan selalu ingat kalau Tuhan membersamaiku selalu. Walaupun aku sedih sekali karena kadang rasanya aku ingin berbincang banyak hal, aku ingin berteman, aku ingin bercerita, aku ingin menangis, dan banyak lainnya. 

Banyak sekali hal-hal sedih yang aku lalui belakangan ini. Rasanya... sepi sekali. Mengangkat beban sendirian, bukanlah keahlianku. Rasanya aku ingin menangis tersedu-sedu, namun tertahan. Rasanya banyak hal yang Ingin aku perbaiki, tetapi aku merasa tidak mampu.

Tuhan, tolong aku, ya? 




aku menulis, maka aku ada

Sabtu, 24 April 2021

Seminggu terakhir ini aku merasa sangat sedih. Banyak sekali emosi terpendam yang gak bisa aku ungkapkan. Rasanya, sedih sekali. Bahkan, untuk menangis saja aku sudah terlalu lelah.


Aku menjadi semakin sedih karena menyadari apa yang terjadi di hidupku adalah karena aku sendiri. Apa aku terlalu keras, ya, dengan diriku sendiri sampai selalu membebani diriku dengan hal itu? Atau, aku memang kurang mampu untuk memperbaiki hidupku sendiri?


Kadang aku menangisi betapa soalnya aku di 2019. Lalu menangisi kenapa sih aku bisa sebodoh itu? Lalu berlanjut menangisi beberapa kejadian belakangan yang menurutku.... sangat sedih.


Aku sangat mengerti bahwa ini semua emang gak ada ujungnya. Karena hidup ya begini. Sesaat menjadi sangat senang, lalu ada saja yang membuat terpuruk. Dan, memang selalu seperti itu siklusnya. Tapi, kali ini aku hanya ingin bercerita di sini. Aku gak tau mau cerita ke mana dan dengan siapa.


Mungkin, akan ada orang yang nyasar ke blog ini. I'm so sorry you have to read this tragic story, my dear. Aku harap kebahagiaan dan kebaikan selalu mengelilingimu, ya. 

masih

Kamis, 22 April 2021

"sampai lah sudah kita di puncak acara," ujarku. berkali-kali.


yang lalu, ditepis. berkali-kali.


ternyata masih sama saja.

meracau.

Kamis, 08 April 2021

Setelah melihat blog ini kembali, aku sadar kalau aku akan banyak menulis ketika sedang sediiiiihhhh banget atau senangggg banget. Di saat sedang begini (biasa-biasa saja), aku bingung ingin bercerita tentang apa. Tapi, akan aku coba.


2021 adalah tahun yang cukup baik untukku. Banyak sekali hal-hal baru yang aku coba. Banyak sekali orang baik di sekelilingku, yang lama dan yang baru. Banyak sekali cinta dan kasih yang aku rasakan. Tapi, tentu saja, kesedihan pun juga sering menyapa. Tapi, lagi-lagi, aku semakin kuat dan pandai mengenali diriku sendiri. Aku sangat bangga dengan segala proses-proses kecil yang berhasil aku lewati, dan membuatku menjadi lebih baik.


Perihal cinta, biasa saja. Aku masih tidak tau melabuhkan hati untuk siapa. Aku masih merindukan sosok di bulan April tahun lalu. Dia tidak sebaik itu, tapi pertemuan aku dengannya di tahun kemarin... benar-benar berharga dan aku syukuri setiap harinya. Aku harap dia di kelilingi oleh orang-orang baik, dan hidupnya menjadi lebih berarti.


Dan, aku masih berharap, akan ada lagi pertemuan selanjutnya di masa depan.


Aku sudah tidak sesedih dahulu. Aku sudah jarang memikirkan masa kelamku di masa lalu. Alhamdulillah. Walaupun, tidak bisa dibohongi, kadang datang juga. Kadang masih membuatku menangis. Kadang membuatku terkekeh.


Aku sangat menghargai diriku yang sekarang. Aku merasa sangat bersyukur. Walaupun proses yang aku lewati sangaaaaat jauh dari kata mudah, tetapi ternyata itu memberi arti untuk hidupku.


Perihal bahagia, ternyata tidak bisa jika tidak berdampingan dengan merasa sedih sampai ingin ditelan bumi.


Tuhan, aku berharap, aku selalu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selalu dimampukan untuk memberi makna pada tiap-tiap langkah ke depan. Selalu dikuatkan jika ternyata harus melalui badai atau ombak yang besar. Selalu ditemani ketika merasa sendirian.


Dan, semoga, tahun ini... menemukan tempat berlabuh. Tuhan, aku pesan satu orang yang baik sekali, ya? Yang kebaikannya menyentuh hatiku, menggerakkanku untuk menjadi baik juga.


Aamiin. 

layfu updateu

Rabu, 17 Februari 2021

Aku rasa, aku akan banyak menulis ketika aku lagi sedih banget. Atau kangen banget. Atau ketika mengalami perasaan yang menurutku gak enak. Kayak akhir-akhir ini. Tapi, aku juga bisa lebih bawel ketika sedang jatuh cinta.

Hari ini, aku merasa lebih capek dari biasanya. Tapi, entah kenapa aku tidak merasa diberatkan karenanya. Aku lebih banyak diberatkan dengan pikiran ku sendiri, yang datang tanpa assalamu'alaikum dulu. 

Aku lagi mikir, sebenarnya ada gak sih yang bener-bener cinta dan sayang ke aku dengan tulus dalam konteks romansa? Dari sekian banyak cowok yang pernah deket, semuanya berakhir menjadi teman baik dan mereka menemukan cintanya sendiri.

Kadang aku merasa kayak "duh w kenapa ya selalu available buat orang lain". Tapi, ya emang begitu lah aku. Aku selalu senang-senang saja menjadi kawan untuk berbincang dengan siapa saja asal kan topiknya memang yang menarik.

Hari ini, salah satu cowok yang menurutku dekat sama aku dan emang nyambung ngobrol sama aku... berakhir jadi teman lagi. Dia menemukan orang lain yang bisa dia ajak ke can, jadi yaudah. YAUDAH HAHA KENAPA SIH AKU KOK SEWOT. Gak bisa bohong kalo sebenarnya aku sedih, aku iri, aku pengen juga kayak gitu. Tapi, yaudah gak sih?

Pada akhirnya, semuanya akan: yaudah lah ya. 

makaroni

Senin, 08 Februari 2021

Hari ini aku mau cerita tentang makaroni haha. Beberapa tahun lalu, saat aku masih pacaran dengan si dia, aku pernah beli makaroni bareng dia. Terus sekarang aku baru beli makaroni enak, di alfamart. Banyak banget. Murah.

Rasanya aku pengen cerita ke dia kalau aku nemu makaroni murah yang enak dan banyak. Banyak sekali hal-hal yang ingin aku ceritakan ke dia. He is still a friend to me, walaupun apa yang dia lakukan wow jahat buanget haha. 

new year, still the old me

Kamis, 28 Januari 2021

Wah, gila. Udah 2021. Jujur, ketika merenungi apa saja yang kejadian setahun belakang, sungguh ku bangga sekali dengan diriku sendiri.

Dimulai dengan kesialan dalam hal percintaan, tapi ternyata itu adalah titik awal aku menjadi diriku yang aku butuhkan. Titik awal menuju tujuan yang selama ini aku lupakan, atau malah aku tersesat. 

Lalu, 2020 aku bertemu dengan orang-orang keren. Sedikit banyak sangat berpengaruh ke caraku memandangi dunia. Not bad. Lalu, aku sangat kagum dengan salah satu orang baru yang aku temui di tahun lalu. I hope our path will cross each other again next time. 

Aku menyadari bahwa yang akan menjadi milikku, akan datang kepada ku. Apa yang bukan untuk aku, akan pergi begitu saja. Aku banyak belajar bahwa banyak sekali hal-hal indah di dalam ketidakpastian. Belajar merelakan, belajar untuk lebih memahami bahwa sebagai muslim... hidup di dunia ini semuanya cuman titipan dari Allah dan hanya sementara.

Jadi, aku berdoa dan berharap semoga 2021 akan menjadi tahun yang menyenangkan. Dan, aku akan selalu kuat dan bisa mengambil hikmah atas segala hal yang menurutku kurang menyenangkan, yang terjadi nanti.